Tuesday, November 30, 2010

SYARAT JUDUL YANG BAIK

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.

Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.

Syarat-syarat judul yang baik :

  • Relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
  • Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  • Harus berbentuk frasa.
  • Singkat dan padat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
  • Sesuai dengan isi.
  • Asli, jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
  • Menarik perhatian.
  • Menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
  • Tanpa ada singkatan atau akronim.
  • Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi.
  • Tanpa tanda baca diakhir judul karangan.
  • Tidak provokatif, judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga pembaca sudah dapat menduga isi dari karangan. kalau pembaca sudah dapt menebak isinya tentu karangan menjadi tidak menarik lagi.

Sunday, November 28, 2010

TOPIK

Topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Dalam bahasa Yunani biasa disebut Topoi. Topik merupakan hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih detail.

Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan.Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.


Syarat-syarat topik yang baik :

  • Topik harus menarik perhatian penulis
  • Topik harus diketahui/dipahami penulis
  • Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial
  • Bermanfaat
  • Topik yang dipilih harus berada disekitar kita
  • Topik yang dipilih harus yang menarik
  • Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas
  • Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif
  • Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya
  • Topik yang di pilih jangan terlalu baru
  • Topik yang dipilih memiliki sumber acuan

Pembatasan Topik

Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit danterbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.

Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal :
  1. Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dankepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
  2. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebihintensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:

  • Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
  • Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
  • Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
  • Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Thursday, November 11, 2010

PARAGRAF (ALINEA)

I. PENGERTIAN
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah kalangan. Bisaanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf itu membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Jadi, dengan kata lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang bisaanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok.


II. UNSUR-UNSUR ALINEA

Kalimat Utama
Kalimat utama merupakan kalimat yang memiliki inti kalimat dari pikiran penulis.

Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang memiliki tujuan untuk menekankan atau mengantarkan pembaca sebelum ke kalimat inti. Kalimat penjelas bisa dimiliki di akhir ataupun di awal kalimat.


III. MACAM-MACAM ALINEA
Berdasarkan penempatan ide pokok pada alinea, dapat ditentukan jenis alinea yang akan dibuat.
  • Alinea deduktif : apabila ide pokok di tempatkan pada bagian awal alinea, maka alinea ini disebut deduktif.
  • Alinea induktif : apabila ide pokoknya ditempatkan pada bagian akhir, maka alinea ini disebut induktif.
  • Alinea campuran : alinea yang ide pokoknya secara simultan ditempatkan pada bagian awal dan akhir disebut alinea campuran.Biasanya ide yang terdapat pada bagian akhir merupakan pengulangan ide yang terdapat pada bagian awal.
  • Alinea deskriptif : pada jenis alinea ini ide pokok tidak ditempatkan pada salah satu kalimat yang membangun alinea karena tidak ada satu pun yang lebih penting daripada ide lainnya.ide pokoknya merupakan kesimpulan tersirat yang tidak dicantumkan pada alinea tersebut.jadi, ide pokok disini tidak dinyatakan secara eksplisit.

Jenis alinea dapat pula ditentukan berdasarkan cara kita mengembangkan ide dan alat Bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan pengungkapan ide atau keruntunan ide.jenis alinea tersebut adalah :

  1. Alinea definisi
  2. Alinea contoh
  3. Alinea perbandingan
  4. Alinea anlogi
  5. Alinea klimaks atau induktif
  6. Alinea anti klimaks atau deduktif
  7. Alinea campuran
  8. Alinea sebab akibat
  9. Alinea proses
  10. Alinea deskriptif

IV. POLA PENGEMBANGAN ALINEA
Pengembangan alinea berkaitan dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama alinea. Pengembangan alinea deduktif, misalnya yang mendapatkan ide atau gagasan utama pada alinea utama, pasti berbeda dengan pengembangan alinea induktif, karena merupakan kebalikan alinea deduktif. Akhirnya metode pengembangan alinea akan bergantung pula pada sifat informasi yang akan disampaikan. : persuasive, argumentative, deskriptif, naratif, dan ekspositoris. Setelah mempertimbangkan beberapa faktor, barulah seseorang memilih salah satu metode pengembangan alinea yang terdapat dalam buku komposisi, yag terdiri dari beberapa metode, yaitu : (1) metode definisi, (2) metode proses, (3) metode contoh, (4) metode sebab-akibat, (5) metode umum-khusus, dan (6) metode klasifikasi.


V. SYARAT-SYARAT ALINEA
  1. Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal tertentu.
  2. Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
  3. Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu).







Wednesday, November 10, 2010

KALIMAT EFEKTIF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF

Kesatuan Gagasan

Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).


Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.


Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.


Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
- Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

- Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

- Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

- Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.


Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

UNSUR-UNSUR KALIMAT

Definisi dari kalimat adalah suatu bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mempuyai suatu pengertian dan pola intonasi akhir.


Unsur-usur kalimat adalah sebagai berikut :

Subyek adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau suatu pekerjaan dalam suatu kalimat.

Predikat adalah unsur dari kata kerja.

Obyek adalah unsur yang dikenai kerja oleh subyek.

Keterangan adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau suatu kejadian

Pelengkap adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobyek.

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)

PENGERTIAN KERANGKA KARANGAN

Kerangka Karangan atau Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

MANFAAT KERANGKA KARANGAN
  1. karangan menjadi terkonsep/konseptual, menyeluruh, dan terarah.
  2. kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan tulisan dalam sekilas pandang, sehingga dapat diketahui apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik dan harmonis.
  3. memudahkan penulis dalam membuat klimaks yang berbeda-beda, sehingga dapat memikat perhatian pembaca.
  4. menghindari penggarapan/pengambilan topik dua kali atau lebih.
  5. memudahkan penulis dalam mencari materi pembantu.

POLA SUSUNAN KERANGKA KARANGAN

Pola Alamiah
Pola/susunan alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, dengan kata lain pola ini memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik.

Pola Logis
Pola/susunan ini memakai pendekatan berdasarkan jalan/cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus.